Senin, 23 November 2015

Tugas jurnalis 2 (Keresahan warga)

MELANGGAR, MASIH JAMAN?
Palu (23/11) “Aturan dibuat untuk dilanggar” kiranya itu yang ada dibenak masyarakat, khusunya bagi para pengguna jalan di kota palu.

Berbanding lurus dengan apa yang terjadi saat ini semakin banyaknya aturan atau rambu-rambu lalu lintas yang ada semakin banyak pula yang melanggar aturan tersebut. Contoh kecilnya adalah lampu merah, rambu ini semakin bertambah setiap tahunnya dan semakin banyak pula yang tidak mempedulikan keberadaannya.

“Saya sering sekali melihat orang yang suka menerobos lampu merah, entah mereka terburu-buru atau memang tidak tahu dengan apa fungsi dari lampu merah itu!” ujar salah seorang pengguna jalan. Semakin banyak rambu yang ada, semakin banyak pula yang melanggarnya. ‘Aturan dibuat untuk dilanggar’ kiranya itu yang ada dibenak masyarakat, khusunya bagi para pengguna jalan di kota palu. Memang benar aturan itu dibuat untuk dilanggar, tapi kita juga harus tahu bahwa pelanggaran dilakukan untuk dihukum.

Sebaiknya juga para penegak hukum harus peka dengan keadaan ini, dan diharapkan dapat menindak tegas para pelanggar agar mereka tidak mengulangi pelanggaran yang mereka lakukan serta dapat kembali mentaati aturan yang telah ada.

SALAH TEMPAT
Kota palu adalah kota yang sedang berkembang dengan banyaknya dibangun sarana-sarana umum yang sangat di butuhkan oleh seluruh masyarakatnya. Namun ada juga sarana yang dibangun tapi juga boleh dikatakan sangat mengganggu fungsi bangunan yang lainnya.

Bisa kita lihat pada bangunan yang sering disebut PGM oleh masyarakat kota palu, letak bangunan ini tepat berada di samping masjid yang ada di jalan Diponegoro. Bahkan halaman masjid ini juga di jadikan sebagai sebagian lahan parker dari PGM ini. “saya sering tidak khusyu kalau sholat di sini, karena banyak kendaraan roda dua para pengunjung mall yang lewat di halaman masjid ini!”

Selain harus adanya pemikiran yang matang, memilih lahan yang tepat juga harus diperhatikan saat ingin mendirikan sarana umum, kalau-kalau di tempat tersebut ada sarana yang lain sebaiknya tidak dibangun lagi sarana yang lain, toh masih banyak lagi lahan lain atau tepat lain untuk bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk mendirikan sarana tersebut.

Senin, 16 November 2015

Tugas Jurnalistik

Akses Ke Tempat Wisata Masih Sangat Buruk

Donggala (13/11) Akses jalan ke Tanjung Karang, Donggala sampai saat ini masih buruk dan belum saja di perbaiki. Padahal tempat ini merupakan salah satu objek wisata yang hampir setiap weekend di kunjungi oleh para pelancong.

Padahal tempat wisata keluarga ini sudah lama ada dan diketahui oleh bukan hanya masyarakat sulawesi tengah saja, juga dari daerah lain bahkan turis mancanegara.

Selain akses jalan yang buruk, tempat wisata di sulawesi tengah ini juga masih kurang banyak di ketahui tempatnya apa lagi oleh para pelancong dari luar daerah yang datang untuk mengunjungi tempat wisata daerah ini. “Saya sempat tersesat karena tidak adanya petunjuk yang akurat tentang tempat ini (Tanjung Karang), lalu saya bertanya kepada masyarakat yang ada di sekitaran situ dan akhirnya mereka mengantar saya ke tempat tujuan ini” ulas pelancong tersebut.


Selain banyak, tempat wisata di Sulawesi tengah ini juga indah dan menawan. Jadi kita harus bangga dan menjaga kecantikan tempat wisata kita sehingga dapat di nikmati oleh keturunan selanjutnya.(msa)


Pasar Malam Pengobat Sunyi

Donggala (14/11) Pasar malam atau sering di sebut hoya-hoya oleh masyarakat yang diadakan di Anjungan Gonenggati kabonga, membawa warna tersendiri untuk masyarakat donggala.

Pasalnya kota donggala yang mayoritas kita ketahui sepi dan hampir tidak ada keramaian, menjadi seketika ramai dan hidup ketika pasar malam ini mulai beroperasi di Anjungan donggala tersebut.

“saya sangat senang, karena di donggala jarang sekali ada keramaian seperti ini!” ujar salah seorang masyarakat donggala. Berbeda dengan keadaan donggala pada masa kejayaannya dimana kota donggala merupakan tempat pemberhentian kapal-kapal penumpang saat pelabuhan masih  beroperasi.
Namun setelah pelabuhan di pindakan, banyak masyarakat donggala yang menggantungkan diri pada pelabuhan tersebut kehilangan pekerjaannya dan kota donggala menjadi sepi. “kami sangat merindukan masa-masa itu dan besar harapan kami untuk menantikan masa itu kembali!” ujar David salah satu masyarakat donggala.

Kini kejayaan itu hanya menjadi puing-puing kenangan yang ada hanya kesunyian dan hanya pasar malamlah yang dapat menghidupkan kembali keramaian kota ini “hanya inilah hiburan yang bisa membuat donggala menjadi ramai, walaupun sifatnya sementara tapi setidaknya dapat mengobatilah” tambahnya.(msa)